This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 20 Desember 2008

Kontak Saya


Silahkan maskan pesan-pesan yang ingin anda kirimkan ke saya... Kritik dan saran akan sangat membantu...


Nama
Email
Topik
Pesan


Image Verification
Please enter the text from the image

[ Refresh Image ] [ What's This? ]









Terima Kasih Atas Pesan nya.................

Sabtu, 17 Mei 2008

Umar Bin Khattab Bertemu Uskup Sophronius

Berita kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung kota membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di dalam kota menjadi ciut. Mengingat kedudukan Yerusalem sebagai kota suci, sebenarnya pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Sementara kaum Kristen yang mempertahankan kota itu juga sadar mereka tidak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim. Menyadari memperpanjang perlawanan hanya akan menambah penderitaan yang sia-sia bagi penduduk Yerusalem, maka Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Permintaan itu disambut baik Panglima Amru bin Ash, sehingga Yerusalem direbut dengan damai tanpa pertumpahan darah setetespun.
Walaupun demikian, Uskup Agung Sophronius menyatakan kota suci itu hanya akan diserahkan ke tangan seorang tokoh yang terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu. Sophronius menghendaki agar Amirul Mukminin tersebut datang ke Yerusalem secara pribadi untuk menerima penyerahan kunci kota suci tersebuit. Biasanya, hal ini akan segera ditolak oleh pasukan yang menang. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh pasukan Muslim. Bisa jadi, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya di mana pasukan Persia itu melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Walau orang-orang Kristen telah mendengar bahwa perilaku pasukan kaum Muslimin ini sungguh-sungguh berbeda, namun kecemasan akan kejadian dua dasawarsa dahulu masih membekas dengan kuat. Sebab itu mereka ingin jaminan yang lebih kuat dari Amirul Mukminin.
Panglima Abu Ubaidah memahami psikologis penduduk Yerusalem tersebut. Ia segera meneruskan permintaan tersebut kepada Khalifah Umar r.a. yang berada di Madinah. Khalifah Umar segera menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehatnya. Utsman bin Affan menyatakan bahwa Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu karena pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu tentu akhirnya juga akan menyerahkan diri. Namun Ali bin Abi Thalib berpandangan lain. Menurut Ali, Yerusalem adalah kota yang sama sucinya bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dan sehubungan dengan itu, maka akan sangat baik bila penyerahan kota itu diterima sendiri oleh Amirul Mukminin. Kota suci itu adalah kiblat pertama kaum Muslimin, tempat persinggahan perjalanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam pada malam hari ketika beliau ber-isra’ dan dari kota itu pula Rasulullah ber-mi’raj. Kota itu menyaksikan hadirnya para anbiya, seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa. Umar akhirnya menerima pandangan Ali dan segera berangkat ke
Yerusalem. Sebelum berangkat, Umar menugaskan Ali untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di Madinah selama dirinya tidak ada.
Kepergian Khalifah Umar hanya ditemani seorang pelayan dan seekor unta yang ditungganginya bergantian. Ketika mendekati Desa Jabiah di mana panglima dan para komandan pasukan Muslim telah menantikannya, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan itu menolak dan memohon agar khalifah mau menunggang hewan tersebut. Tapi Umar menolak dan mengatakan bahwa saat itu adalah giliran Umar yang harus berjalan kaki. Begitu sampai di Jabiah, masyarakat menyaksikan suatu pemandangan yang amat ganjilyang belum pernah terjadi, ada pelayan duduk di atas unta sedangkan tuannya berjalan kaki menuntun hewan tunggangannya itu dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu, karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh.
Di Jabiah, Abu Ubaidah menemui Khalifah Umar. Abu Ubaidah sangat bersahaya, mengenakan pakaian dari bahan yang kasar. Khalifah Umar amat suka bertemu dengannya. Namun ketika bertemu dengan Yazid bin Abu Sofyan, Khalid bin Walid, dan para panglima lainnya yang berpakaian dari bahan yang halus dan bagus, Umar tampak kurang senang karena kemewahan amat mudah menggelincirkan orang ke dalam kecintaan pada dunia.
Kepada Umar, Abu Ubaidah melaporkan kondisi Suriah yang telah dibebaskannya itu dari tangan Romawi Timur. Setelah itu, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat itulah Perjanjian Aelia (istilah lain Yerusalem) dirumuskan dan akhirnya setelah mencapai kata sepakat ditandatangani. Berdasarkan perjanjian Aelia itulah Khalifah Umar r.a. menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Barang siapa yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim.
Perjanjian Aeliasecara garis besar berbunyi: “Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah ‘Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi.”
Setelah itu, Umar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya seorang musafir biasa. Tidak ada pengawal. Ia menunggang seekor kuda yang biasa, dan menolak menukarnya dengan tunggangan yang lebih pantas.
pintu gerbang kota Yerusalem, Khalifah Umar disambut Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius, yang didampingi oleh pembesar gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Para penyambut tamu agung itu berpakaian berkilau-kilauan, sedang Umar hanya mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan murah. Sebelumnya, seorang sahabat telah menyarankannya untuk mengganti dengan pakaian yang pantas, namun Umar berkata bahwa dirinya mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat iman Islam, bukan dari pakaian yang dikenakannya. Saat Sophronius melihat kesederhanaan Umar, dia menjadi malu dan mengatakan, “Sesungguhnya Islam mengungguli agama-agama manapun.”
Di depan The Holy Sepulchure (Gereja Makam Suci Yesus), Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Khalifa Umar r.a. Setelah itu Umar menyatakan ingin diantar ke suatu tempat untuk menunaikan shalat. Oleh Sophronius, Umar diantar ke dalam gereja tersebut. Umar menolak kehormatan itu sembari mengatakan bahwa dirinya takut hal itu akan menjadi preseden bagi kaum Muslimin generasi berikutnya untuk mengubah gereja-gereja menjadi masjid. Umar lalu dibawa ke tempat di mana Nabi Daud Alaihissalam konon dipercaya shalat dan Umar pun shalat di sana dan diikuti oleh umat Muslim. Ketika orang-orang Romawi Bizantium menyaksikan hal tersebut, mereka dengan kagum berkata, kaum yang begitu taat kepada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. “Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baik …,” ujar Sophronius.
Umar tinggal beberapa hari di Yerusalem. Ia berkesempatan memberi petunjuk dalam menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya. Umar juga mendirikan sebuah masjid pada suatu bukit di kota suci itu. Masjid ini sekarang disebut sebagai Masjid Umar. Pada upacara pembangunan masjid itu, Bilal r.a. - bekas budak berkulit hitam yang sangat dihormati Khalifah Umar melebihi dirinya - diminta mengumandangkan adzan pertama di bakal tempat masjid yang akan didirikan, sebagaimana adzan yang biasa dilakukannya ketika Rasulullah masih hidup. Setelah Rasulullah saw wafat, Bilal memang tidak mau lagi mengumandangkan adzan. Atas permintaan Umar, Bilal pun melantunkan adzan untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Umar. Saat Bilal mengumandangkan adzan dengan suara yang mendayu-dayu, Umar dan kaum Muslimin meneteskan air mata, teringat saat-saat di mana Rasulullah masih bersama mereka. Ketika suara adzan menyapu bukit dan lembah di Yerusalem, penduduk terpana dan menyadari bahwa suatu era baru telah menyingsing di kota suci tersebut.[]
Dikutip dari Knights Templar Knights of Christ, yang ditulis Rizki Ridyasmara, diterbitkan oleh Pustaka Kautsar, 2006.

Rabu, 23 April 2008

Yahoo Answer

Hey semua gabung aja di Yahoo! Answer rame looo di situ kamu bisa menjawab pertanyaan dari orang yang mengajukan pertanyaan dan jika kamu menjawabnya maka kamu dapet poin... kumpulkan poin sebanyak banyaknya agar kamu bisa naik level.... jika jawabanmu dijadikan jawaban terbaik maka kamu juga akan dapet poin.... jika kamu naik level maka kamu akan dapat teknik tersendiri coba aj... caranya masuk aja ke yahoo.co.id lihat gambar untuk lebih jelasnya.



selamat mencoba....

Sabtu, 19 April 2008

Padamkan Api Dendam Sebelum Membakar Diri Anda

Apabila kita mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan terucap oleh mulut orang lain, jangan buru-buru membalasnya sampai kata-kata itu terucap sepuluh kali. Sebaliknya, jika mendengar pujian atas diri Anda, maka bersikaplah seakan-akan Anda tidak mendengarnya. Permasalahannya, jika Anda membalasnya dengan syair yang lain, maka orang akan sibuk dengan blasan syair itu dan akan masuk ke dalam koleksi para sastrawan. Jika ada pernyataan pedas yang dialamatkan kepada Anda, maka rendamlah kepedasannya itu dengan bersikap pura-pura tudak tahu. Anggaplah bahwa orang yang menyatakan itu tidak mengarahkan kepada diri Anda. Jika anda yang mengeritik karena dengki, maka biarkan ia bicara apa saja dan anggap bahwa dia sedang bercakap-cakap dengan tenbok bangunan. Kalangan salaf pernah memberikan tips bahwa ketabahan hati akan menguburkan segala aib.

Laut yang luas tidak akan terpengaruh oleh lemparan batu seorang anak kecil.

Laut itu suci arinya, halal bangkainya. Air itu bila sudah melebihi dua qullah, maka tidak lagi akan dianggap najis, jika ada benda najis yang masuk ke dalamnya, seperti itulah analogi seorang yang sabar, berani, dan cerdas, memiliki kekebalan untuk dibenci orang.

{Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah orang yang terputus.}

(QS. Al-Kautsar: 3)

Dan memiliki banteng yang kokoh yang melindunginya dari gangguan orang iseng.

{Maka, sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami.}

(QS. Ath-Thur:48)

(http://islam-zone1.webs.com) GT

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukan diri dengan hari esok. Bukankah kita tidak tahu apakah kita akan bertemu denganya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyebrangi jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan terhenti jalan kita sebelum samapai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan samapai pada jembatan itu dan kemudian menyebranginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk angan-angan yang terlalu jauh. Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya. Sebab hari ini anda sudah sibuk.

Anda harus menyadari bahwa “hari ini adalah hari Anda”. Hari ini adalah hari Anda, segala tindakan dan prilaku anda ditentukan sekarang, anda mau minum ditentukan sekarang, anda mau pergi ditentukan sekarang, bukan hari esok yang belum pasti kabarnya. Oleh sebab itu hindarilah angan-angan yang berlebihan. (http://islam-zone1.webs.com) GT

Senin, 07 April 2008

Merasa Cukup

Tersebutlah seseorang lelaki diantara Rasulullah dengan kondisi yang amat kekurangan. suatu hari istrinya berkata, "Sebaiknya engaku menemui Rasulullah saw dan meminta bantuan kepada beliau saw."
Si lelaki itu segera menemui Rasulullah saw. Begitu dia memandang wajah beliau, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang meminta kepada kami, maka kami akan memberinya, tetapi jika dia menunjukan bahwa dirinya tidak membutuhkan sesuatu maka Allah-lah yang akan mencukupinya."
Tatkala mendengar sabda tersebut, dia berkata pada diri sendiri, "Sabda Rasulullah ini ditunjukan padaku..." Kemudian, dia segera pulang ke rumah dan menceritakan apa yang didengarnya dari Rasulullah saw. Sang istri berkata, "Rasul saw juga manusia, katakan kepada beliau dan lihat apa yang beliau sabdakan."
Untuk kedua kalinya, si lelaki itu mendatangi Rasulullah saw, tetapi sabda Rasulullah saw itu masih terngiang di telinganya. Untuk ketiga kalinya lelaki itu menemui Rasulullah saw, tetapi sabda beliau masih terngiang di telinganya, dia memutuskan untuk menemui salah seorang temannya dan meminjam sebuah golok.
Di pagi hari, dia ke gunung untuk mengumpukkan kayu bakar, kemudian menukarnya dengan setengah kilogram tepung gandum, lalu membuat roti dan makanan bersama istrinya. Esok harinya, dia semakin bersemangat dalam mencari kayu dan berhasil mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah cukup banyak. Hari demi hari semkin banyak kayu bakar di kumpulkannya, sehingga berhasil membeli sebuah golok.
Tak lama kemudian, dikarenkan usahanya yang gigih itu, dia berhasil membeli dua ekor unta dan seorang budak, lambat laun dia menjadi orang yang kaya raya. Suatu hari dia datang kepada Rasulullah dan menceritakan kehidupannya itu. Rasulullah saw bersabda ,
"Saya telah katakan bahwa siapa saja yang menampakan dirinya tidak berkekurangan maka Allah akan mencukupinya."

Sabtu, 05 April 2008

PRADUGA KRISTEN

Sebagian umat kristen mengira bahwa, Agama Islam adalah agama teroris, agama Islam adalah agama khusus bangsa Arab. Dan ada pula yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi palsu dan mengira bahwa agama islam hanya dongengan belaka.
Allah berfirman :

“ Dan di antara mereka ada yang mendengarkan bacaanmu (Muhammad), dan kami telah menjadikan hati mereka tertutup (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan telinga mereka tersumbat. Dan kalaupun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya, sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang orang kafir itu berkata, “ini (Al-Qur’an) tidak lain hanyalah dongengan orang orang terdahulu.” (QS Al- An’aam : 25)

Dari firaman Allah di atas dapat kita ketahui bahwa orang kafir :

Tidak memahami isi kandungan Al-Qur’an.

Nah sekarang ada yang mengatakan bahwa Ayat Al-Qur’an yang satu dengan yang lain saling bertentangan contohnya, Al-Baqarah :54 dengan An-Nissa :29. Perhatikan!, mereka tidak memahaminya, jelas-jelas tidak ada sama sekali pertentangan, karena mereka mengira nahwa Ayat yang satumenjelaskan bahwa bunuh diri itu baik dan Ayat yang satu menjelaskan bahwa bunuh diri itu tidak baik. Cobalah cek sendiri InsyaAllah anda bisa membedakannya.

Tidak menerima kebenaran Al-Qur’an dari Allah SWT.

Nah, banyak sekali kebenaran Al-Quran contohnya, evolusi darwin salah, hukum bigbang, kecepatan cahaya, proses dari hamil sampai melahirkan dan lain-lain. Tetapi mereka tidak mau menerimanya seolah-olah telinga mereka di sumbat dan hati mereka tertutup.

Menganggap bahwa Agama islam adalah hanya dongeng semata.

Ini kesalahan besar jika mengira seperti itu. Tidak mungkin Agama Islam adalah agama yang di dongengkan karena Agama Islam (persebaran Agama Islam) telah mencakup internasional sejak dulu. Dan juga tidak mungkin jika di dongengkan dengan waktu yang cukup singkat dengan peraturan Islam dan tentang Agama Islam yang begitu banyak. Dan dengan Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT yang benar dan tidak ada keraguan padanya.
Jangan heran jika umat Islam lambat laun akan berkurang karena jika tidak ada Adzan di dunia ini itulah kiamat.

Tinggalkan Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More