Sabtu, 02 Februari 2013

Cerpen : Mudahnya Mandiri Bersama Bank Mandiri.






“Tenot ding dong tuing tuing...tenot ding dong tuing tuing, “ begitulah suara alarm handphone saya berbunyi menunjukkan saatnya sholat subuh. Rasa malas selalu menghampiri setiap alarm tersebut berbunyi, seolah-olah alarm tersebut ditujukan untuk tidur kembali. Sesegeranya, saya langsung mematikan alarm yang berada disamping bantal dan kembali tidur. “Tenot..., ” alarm kembali berbunyi. Otot-otot tubuh serasa ingin kembali ke dalam keadaan tenang, lagi-lagi alarm tersebut saya matikan dengan cepat. Sudah beberapa kali alarm tersebut berbunyi. Mungkin lebih dari sepuluh kali, karena saya tidak bisa mengingatnya, yang pasti sudah berkali-kali saya mematikan alarm tersebut. Posisi saya pada saat itu sangat nyaman dan susah untuk membuka kedua kelopak mata.
Saat nikmatnya tidur, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. “Dok dok (suara ketukan pintu).....dok dok, Nak bangun nak hari ini bukannya kamu ada ujian!?”. Saya langsung tersentak, membangunkan punggung, membersihkan kotoran mata, mengkedip-kedipkan mata beberapa kali, dan akhirnya saya sadar hari ini adalah ujian SNMPTN! Ujian yang akan menentukan masa depan saya. “Bagaimana saya mau hidup mandiri? Bangun tidur saja susah, ” gumam saya dalam hati. Untunglah waktu subuh belum lewat, kembali mengahadap Tuhan yang Maha Esa dan berdoa untuk kelulusan ujian agar dimudahkan dan diterima di salah satu universitas di luar kota.

(beberapa minggu kemudian setelah ujian SNMPTN).
Malam ini adalah malam yang akan membuat jantung para peserta ujian berdetak lebih kencang, ya malam ini adalah pengumuman ujian SNMPTN. Saya duduk tenang dan santai didepan komputer kesayangan yang telah menemani hampir lebih sepuluh tahun. Seolah-olah saya sudah mengetahui hasil pengumuman tersebut karena sebelumnya saya sudah mengecek jawaban yang banyak sekali kekeliruan.
Segeranya saya langsung melihat pengumuman setelah teman-teman memberitahu bahwa hasil pengumuman telah keluar. “Anda diterima di Universitas....., ” Sebuah kalimat yang muncul didepan layar komputer itu membuat saya kaget dan langsung sujud syukur. Kalimat tersebut menunjukan saya harus meninggalkan tempat tinggal yang telah mendarah daging sejak lahir, memang berat apalagi tantangan diluar juga menuntut saya untuk hidup lebih mandiri.
Orangtua saya juga sibuk untuk memikirkan hidup saya di kota asing nanti, dimana saya tinggal, bagaimana saya makan, dan bagaimana saya menyelesaikan Semua urusan di kota asing tersebut. Seorang anak yang sudah menemani orangtuanya sejak lahir dan tidak pernah berpindah-pindah, pasti kalian tau rasanya. Orangtua menginginkan anaknya yang terbaik.
Duduk tenang sambil membaca buku dan makanan serta teh yang siap untuk diminum tersedia didepan meja. Posisi saya sangat santai saat itu. Tiba tiba ayah muncul dan duduk disamping dengan perlahan. Terjadilah percakapan saya dengan ayah :
Ayah      : “Uang yang ayah kasih tadi sudah dibayar pembangunan dan spp?”
Saya       : “Sudah yah, tadi transfer di BankMandiri seberang kantor PDAM.
Ayah     :“Tidak terasa ya kamu sudah mau kuliah, Begini bapak nanti rencana mau beli rumah di Malang, nanti kamu tinggal disana.
(tiba-tiba Ibu saya datang dan menyela pembicaraan kami).
Ibu         : “Uang dari mana ayah, kok bisa beli rumah?”
Saya       : “Iya yah, uang dari mana juga?”
Ayah      : “Begini, ayah pinjam uang di Bank buat beli rumah, di Bank Mandiri itu ada Mandiri  KPR*, Mandiri KPR itu kredit kepemilikan rumah ditujukan untuk perorangan dengan keperluan pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukon.”
Saya       : “Lebih baik saya kos aja yah, beli rumah buang-buang uang juga.
Ayah     : “Siapa yang buang-buang uang nak? Nanti setelah kamu lulus rumahnya bisa disewakan atau jika liburan disana sudah ada tempat tinggal, dari pada dihotel? Ayah juga ingin kamu hidup mandiri disana, bersih-bersih, mengatur keuangan untuk bayar listrik atau air, mengatur perkarangan rumah dan lain-lain. Dengan bagitu kamu akan lebih mandiri nak! Kalau kamu kos itu sudah ada ibu kosnya yang akan mengurus semua keperluan rumah.
Ibu         : “benar itu yah, Ibu juga punya rencana usaha rumah makan.
Ayah      : “Buat apa bu usaha seperti itu, apa penghasilan ayah kurang?”
Ibu        : “Bukan begitu yah, ini juga hobi ibu dari dulu supaya resep masakan ibu bisa dirasakan oleh orang banyak bukan hanya kalian saja. Nanti keuntungannya bisa menambah uang bulanan anak kita  dan bisa menutupi kredit ayah, ” Ejek halus ibu.
Ibu         : “Rencana modalnya mau kredit di BankMandiri dan membuka tabungan Bisinis.
Saya       : “Biasanyakan kalau pinjam harus ada tanggungannya, lalu bedanya apa bu sama tabungan biasa?”
Ibu        : “Kalau di Bank Mandiri ada Mandiri KTA**, Mandiri KTA itu kredit tanpa anggunan, jadi tanpa perlu jaminan.”
Ibu         : “Tabungan bisnis buat ibu gunanya pada saat di buku tabungannya, ada deskripsi transaksi yang lebih jelas, sehingga bisnis ibu lebih mudah.”
Ayah      : “wah ibu ini bisa saja, kurang kerjaan ya bu? Hahaha,  Ejek halus ayah.
Ibu         : “Tapi ayah setuju kan dengan rencana ibu?”
Ayah      : “Kalau itu membuat kita semua mandiri kenapa tidak bu?”
(Setelah mendengar pembicaraan ayah dan ibu saya menjadi teringat sesuatu hal dan langsung menyela pembicaraan mereka).
Saya      : “Oh iya yah, saya baru ingat. Kita jadi ke Paris yah? Bagaimana keadaan tabungan ayah?”
Ibu         : “Loh loh......., ” Nada ibu heran.
Ibu         : “Paris? Siapa yang mau ke Paris?”
Ayah      : “Hmmm, kamu ini nak. Sebenarnya itu akan jadi kejutan buat ibu tapi ya sudahlah.
Ayah    : “Begini bu, ayah membuka mandiri tabungan rencana*** agar kita bisa liburan ke Paris. Sekarang sudah 2 tahun berjalan, tahun depan kita sudah bisa liburan di Paris.”
Ibu         : “Tahun depan yah!? Waah ayah ini tahu saja kalau ibu ingin sekali pergi ke Paris, ternyata dengan Bank Mandiri semua keinginan kita terwujud dengan mudah ya.”
Ayah      : “1 tahun lagi bu kita akan ke Paris, owh ya nak ini mandiri kartu kredit**** ayah. Kamu belanja semua keperluan untuk kuliah kamu nanti. Ingat yang penting-panting saja ya!. Setelah kamu belanja ayah ingin liat apa saja yang kamu beli.”
Saya       : “Setahu saya kalau pakai mandiri kartu kredit itu bisa dapet diskon Disana sini ya yah?”
Ayah     : “iya nak, kamu belanja yang cerdas lalu gunakan diskonnya. Belanja juga harus cerdas. Pakai mandiri kartu kredit tambah untung. Hahaha.
Saya       : “Oke yah, langsung berangkat.....!”
Setelah ayah meminjamkan kartu kreditnya, saya langsung bergegas menyiapkan diri untuk pergi berbelanja. Baju baru, dompet baru, sepatu baru, buku baru, laptop baru, membuka mandiri tabungan***** baru,  dan pastinya semangat yang selalu baru. Mulai memikirkan masa depan dengan membuka tabungan di Bank Mandiri, dan mulai belajar menabung untuk hidup lebih mandiri. Setelah mengingat semua yang telah diberikan orang tua kepada saya, saya menjadi semangat untuk hidup lebih mandiri. “Mandiri, mandiri, mandiri”, begitulah saya selalu mengulang kata tersebut agar masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Sehingga dimanapun dan kapanpun saya berada, saya akan selalu hidup lebih mandiri. Saya siap menembus IP 4 di semester pertama ini. Mandiri!!!


Catatan kaki :
*) http://www.bankmandiri.co.id/article/378083840178.asp
**) http://www.bankmandiri.co.id/article/978985831710.asp
***) http://www.bankmandiri.co.id/article/555626327528.asp
****) http://www.bankmandiri.co.id/article/726762328484.asp
*****) http://www.bankmandiri.co.id/article/875447371254.asp

Tinggalkan Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More