Sabtu, 19 April 2008

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukan diri dengan hari esok. Bukankah kita tidak tahu apakah kita akan bertemu denganya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyebrangi jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan terhenti jalan kita sebelum samapai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan samapai pada jembatan itu dan kemudian menyebranginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk angan-angan yang terlalu jauh. Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya. Sebab hari ini anda sudah sibuk.

Anda harus menyadari bahwa “hari ini adalah hari Anda”. Hari ini adalah hari Anda, segala tindakan dan prilaku anda ditentukan sekarang, anda mau minum ditentukan sekarang, anda mau pergi ditentukan sekarang, bukan hari esok yang belum pasti kabarnya. Oleh sebab itu hindarilah angan-angan yang berlebihan. (http://islam-zone1.webs.com) GT

Tinggalkan Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More